Induktor atau kumparan adalah salah satu komponen pasif elektronika yang tersusun dari lilitan kawat dan bisa menghasilkan medan magnet bila dialiri arus listrik dan sebaliknya bisa menghasilkan listrik bila diberi medan magnet. Induktor termasuk komponen elektronika yang bisa menyimpan muatan listrik. Pada umumnya induktor dibuat dari kawat penghantar tembaga yang berbentuk kumparan atau lilitan. Induktor bersama kapasitor dapat berfungsi sebagai rangkaian resonator yang dapat beresonansi pada frekuensi tertentu. Henry disebut satuan induktansi dimana ( h=henry, mh=mili henry, uh=mikro henry, nh=nano henry ) dengan notasi penulisan huruf l.
Suatu induktor disebut ideal jika
mempunyai induktansi, namun tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak
memboroskan energi. Pada kenyataanya sebuah induktor adalah kombinasi dari
induktansi, beberapa resistansi dan beberapa kapasitansi. Lantaran kapasitas
parasitnya itu induktor bisa menjadi sirkuit resonansi pada suatu frekuensi.
Induktor berinti magnet tak hanya memboroskan energi pada resistansi kawat,
namun bisa memboroskan energi di dalam inti karena dampak histeresis, dan bisa
mengalami non linearitas karena adanya penjenuhan pada arus tinggi.
Nilai Induktansi
sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :
- Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya
- Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula induktansinya
- Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun Ferit.
- Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin tinggi induktansinya.
Jenis-jenis Induktor (Coil)
Berdasarkan
bentuk dan bahan inti-nya, Induktor dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya adalah :
- Air Core Inductor – Menggunakan Udara sebagai Intinya
- Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya
- Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya
- Torroidal Core Inductor – Menggunakan Inti yang berbentuk O Ring (bentuk Donat)
- Laminated Core Induction – Menggunakan Inti yang terdiri dari beberapa lapis lempengan logam yang ditempelkan secara paralel. Masing-masing lempengan logam diberikan Isolator.
- Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai dengan keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya terbuat dari bahan Ferit yang dapat diputar-putar.
Fungsi Induktor (Coil) dan Aplikasinya
Fungsi-fungsi
Induktor atau Coil diantaranya adalah dapat menyimpan arus listrik dalam medan
magnet, menapis (Filter) Frekuensi tertentu, menahan arus bolak-balik (AC),
meneruskan arus searah (DC) dan pembangkit getaran serta melipatgandakan
tegangan.
Berdasarkan
Fungsi diatas, Induktor atau Coil ini pada umumnya diaplikasikan :
- Sebagai Filter dalam Rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi
- Transformator (Transformer)
- Motor Listrik
- Solenoid
- Relay
- Speaker
- Microphone
·
Induktor sering disebut juga Choke. Simbol
induktor sebagai berikut.
·
Induktor terbuat dari lilitan kawat pada sebuah
inti. Konstruksi induktor dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.
·
Gambar 3 konstruksi sebuah induktor sederhana
·
Arus yang melewati sebuah induktor akan
menghasilkan medan magnet yang besarnya berbanding lurus dengan arus listrik
yang mengalir. Tidak seperti kapasitor yang terjadi perubahan kenaikan tegangan
pada kedua lempeng konduktor ketika sedang diisi muatan listrik, pada konduktor
justru timbul perubahan kenaikkan arus listrik ketika diberi tegangan listrik,
perubahan kenaikan arus listrik ini menciptakan induksi energi di dalam medan
magnet. Dengan kata lain induktor mengatur perubahan arus listrik dan dengan
tidak mengubah tegangan listrik. Kemampuan induktor ini disebut induktansi
induktor dengan satuan Henry (H) dan diberi simbol L. Untuk ukuran yang lebih
kecil biasanya dinyatakan dalam satuan miliHenry (mH), mikroHenry (µH),
nanoHenry (nH) dan picoHenry (pH).
·
Sebuah induktor mempunyai inti dengan luas
penampang inti (A), Jumlah lilitan kawat per satuan panjang (l) . Jadi jika
sebuah induktor dengan N lilitan kawat dihubungkan dengan sejumlah fluk
magnetik (Φ) maka induktor akan mempunyai fluk magnetik total sebesar N.Φ. dan
arus sebesar i yang mengalir melewatinya akan menghasilkan induksi fluk
magnetik yang arahnya berlawanan dengan arah aliran arus listrik. Menurut hukum
Faraday, semua perubahan fluk magnetik akan menghasilkan tegangan induksi yang
besarnya :
·
Di mana : N adalah banyaknya lilitan, A adalah
luas penampang inti (m2), Φ adalah fluks magnetik (Wb), µ adalah
permeabilitas material inti, l adalah panjang induktor (m) dan (di/dt)
adalah laju perubahan arus dalam satuan A/s.
·
Laju perubahan medan magnetik (dΦ/dt) yang
menginduksi tegangan besarnya proporsional dengan laju perubahan arus
listrik (di/dt) . atau dapat ditulis:
·
Maka tegangan induksi sebuah induktor dapat
ditulis :
·
Dari persamaan ini dapat dikatakan emf induksi =
induktansi x laju perubahan arus listrik. Sebuah rangkaian yang memiliki
induktasi 1 Henry dengan tegangan induksi 1 Volt akan menghasilkan laju
perubahan arus listrik sebesar 1 Ampere/detik.
·
Dari persamaan ini terlihat yang berubah hanya
arus listrik, sedangkan tegangan induksi tidak berubah. Maka bila tegangan
induksi = 0, perubahan arus listrik juga akan menjadi 0. Bila induktor
dihubungkan dengan sumber arus DC arus listriknya konstan terhadap waktu, maka
tidak akan timbul tegangan induksi pada induktor dan induktor hanya berfungsi
sebagai sebuah penghantar saja.
·
Pada konduktor arus listrik tidak dapat berubah
secara mendadak karena jika hal ini terjadi, maka akan dibutuhkan tegangan dan
daya yang tidak terhingga besarnya (di/dt = ∼).
Sebuah induktor dengan induktansi 1 H dengan arus maksimum 1 A , bila perubahan
arus dari 0 hingga maksimum dalam waktu 1 detik, maka tegangan yg dibutuhkan
akan sebesar 1 V dapat digambar seperti pada gambar berikut ini.
·
Pada induktor yg sama , jika kita mengurangi dt
hingga 1/10 nya atau perubahan arus sebesar 1 A dalam waktu 0,1 detik, maka
tegangan yang dibutuhkan akan menjadi 10 kali lipat besarnya yaitu 10 V, dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
·
Pada induktor yang sama, jika perubahan arus
terjadi mendadak atau sangat cepat (dt=0) maka tegangan yang dibutuhkan menjadi
tidak terhingga besarnya atau dapat digambar seperti pada gambar berikut ini.
·
Daya di dalam induktor
·
Daya listrik secara matematis dapat ditulis :
·
P = V.i
·
Di mana P : daya listrik (Watt), V : tegangan
listrik (V) dan i adalah arus listrik (A)
·
Pada induktor berlaku persamaan :
·
Maka daya induktor dapat ditulis :
·
Sebuah induktor ideal tidak mempunyai hambatan
(R=0) sehingga tidak ada rugi-rugi daya di dalam induktor, jadi dapat dikatakan
induktor ideal tidak terjadi rugi-rugi daya.
·
Ketika ada daya yang mengalir melalui sebuah
induktor, maka energi listrik disimpan di dalam induktor dalam bentuk medan
magnetik. Ketka arus listrik meningkat dalam selang waktu (dt) yang mendekati
nol, maka daya sesaat di dalam rangkaian juga akan meningkat dan energi
disimpan di dalam induktor. Sebaliknya jika arus yang mengalir melewati
induktor berkurang maka daya sesaat juga akan turun (menjadi negatif). Ini
berarti induktor akan membuang sejumlah energi dari rangkaian.
·
Energi disimpan dalam bentuk medan magnet yang
timbul disekitar induktor. Pada induktor ideal, tidak terdapat hambatan atau
kapasitansi, sehingga arus yang naik ketika melewati induktor akan disimpan
dalam bentuk medan listrik tanpa ada rugi-rugi. Medan listrik ini tidak
berkurang besarnya.
·
Bila induktor dilewatkan arus AC, maka induktor
akan secara berkala menyimpan dan membuang energi dalam bentuk siklus. Pada
arus DC arus yang melewati induktor besarnya konstan, maka tidak terjadi proses
penyimpanan dan pembuangan energi secara berulang-ulang seperti pada arus AC.
·
Melihat cara kerja induktor, dapat disimpulkan
bahwa induktor adalah komponen pasif elektronika yang dapat menyimpan dan
menyalurkan energi listrik ke rangkaian listrik. Tetapi induktor tidak dapat membangkitkan
energi listrik.
·
Pada induktor real terdapat kerugian daya
listrik akibat adanya hambatan di dalam kawat penghantar induktor. Besar
kerugian daya ini dapat dihitung dengan persamaan :
·
P =i2R
·
Di mana i adalah arus listrik (A), R hambatan
dalam induktor (Ohm) dan P adalah kerugian daya listrik (W).
·
Fungsi utama induktor di dalam rangkaian listrik
adalah sebagai filter, rangkaian resonansi dan sebagai pembatas arus listrik.
Sebuah induktor dapat digunakan untuk memblock arus AC atau memblok frekuensi
tertentu dari arus AC. Oleh sebab itu induktor dapat digunakan untuk menyaring
frekuensi radio atau memfilter frekuensi yang melewatinya. Induktor juga dapat
digunakan untuk menjaga perangkat elektronika dari kenaikan tegangan dan arus
listrik yang mendadak.
·
·
Induksi Diri (Self Inductance) sebuah
induktor
·
Induktor menghasilkan induksi dengan cara
membangkitkan induksi emf (electro magnetic force) di dalam induktor itu
sendiri akibat dari adanya perubahan medan magnet. Di dalam rangkaian
elektronika, ketika terjadi induksi emf di dalam rangkaian, maka akan terjadi
perubahan arus listrik yang disebut induksi diri, Induksi diri induktor sering
disebut emf (tegangan) balik. Tegangan balik induktor ini memiliki arah yang
berlawanan.
·
Induksi diri dapat ditulis secara matematik :
·
Di
mana L adalah induksi diri (Henry), N : banyaknya lilitan, Φ : fluk medan
magnet (Weber) dan i adalah kuat arus listrik (A). Persamaan ini berlaku hanya
untuk induktor dengan 1 lapisan lilitan kawat.

·
Fluk medan magnet adalah kerapatan medan magnet
yang dapat dinyatakan :
·
Φ = B.A
·
Di mana : Φ adalah fluks medan magnet (Weber) ,
B adalah kuat medan magnet (Tesla) dan A adalah luas penampang yang dilewati
oleh medan magnet (m2).
·
Maka induktansi sebuah induktor dapat ditulis
ulang menjadi :
·
Untuk induktor dengan inti udara, kuat medan
magnet dapat dinyatakan dengan persamaan :
·
Dengan N adalah banyaknya lilitan, i : arus
listrik yang mengalir, l : panjang lilitan dan µ0 adalah
permeabilitas ruang kosong (4Ï€ x 10-7). Maka persamaan induktansi
induktor dapat ditulis menjadi :
·
Di mana : L adalah induktansi induktor (Henry);
µ0 adalah permeabilitas ruang hampa (4π x 10-7); N adalah
banyaknya lilitan, A adalah luas penampang induktor (m2) dan l
adalah panjang lilitan (m).
·
Jadi induktansi sebuah induktor berbanding
kuadratik terhadap jumlah lilitan dan luas penampang induktor, tetapi
berbanding terbalik dengan panjang lilitan induktor. Untuk meningkatkan
induktansi induktor dapat dilakukan dengan mengganti inti udara dengan inti
logam.
·
Induksi antara 2 induktor
·
Gambar 8 menunjukan 2 buah induktor yang saling
berdekatan. Induktor 1 dihubungkan dengan arus listrik AC maka pada induktor 1
akan timbul fluks medan magnet. Akibatnya pada induktor 2 akan terinduksi oleh
medan magnet sehingga timbul tegangan dan arus listrik. Prinsip ini disebut
mutual induksi. Besar Mutual induksi ini dapat dihitung dengan persamaan :
·
Di mana µ0 adalah permeabilitas udara
yang memisahkan kedua induktor, µr permeabilitas bahan inti
induktor, N1 dan N2 adalah jumlah lilitan induktor 1 dan
induktor 2, A luas penampang induktor dalam hal ini kedua induktor memiliki
luas penampang yang sama dan l adalah panjang induktor.
·
Mutual induksi untuk induktor 2 terhadap
induktor 1 yang dipasang pada satu inti seperti pada gambar 9 adalah
·
Di mana l1 adalah panjang induktor 1,
N2 adalah banyaknya lilitan pada induktor 2
·
Sebaliknya mutal induksi untuk induktor 1 terhadap
induktor 2 adalah :
·
Besar kedua mutual induksi ini sama sehingga
dapat ditulis M12 = M21 = M
·
Induktansi kedua induktor adalah :
·
Dengan perkalian silang didapat :
·
Persamaan ini menyatakan tidak ada kebocoran /
kehilangan fluks magnetik. Namun dalam kenyataannya fluk magnetik pasti ada
yang hilang. Sehingga persamaan mutual induksi yang sebenarnya dengan
mempertimbangkan kerugiaan fluk magnetik dapat ditulis :
·
Di mana k adalah koefisien penghubung (coupling
coefficient) . jika k = 1 maka tidak ada kerugian fluk magnetik, pada
kenyataannya k selalu < 1.
·
Pengisian
Induktor
·
Bila
kita mengalirkan arus listrik I, maka terjadilah garis-garis gaya magnet. Bila
kita mengalirkan arus melalui spul atau coil (kumparan) yang dibuat dari kabel
yang digulung,a akan terjadi garis-garis gaya dalam arah sama membangkitkan
medan magnet. Kekuatan medan magnet sama dengan jumlah garis-garis gaya magnet
dan berbanding lurus dengan hasil kali dari jumlah gulungan dalam kumparan dan
arus listrik yang melalui kumparan tersebut. Contoh rangkaian :
·
·
Rangkaian
Pengisian Induktasi dengan tegangan DC
·
·
Bila
arus bolak–balik mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik
(ggl) induksi Hal ini berarti antara arus dan tegangan berbeda fase sebesar Л /
2 = 900 dan arus tertinggal (lag) dari tegangan sebesar 900. 2Лf merupakan
perlawanan terhadap aliran arus
·
·
Rangkaian
Pengisian Induktasi dengan tegangan AC
·
·
Pengosongan Induktor
·
Bila
arus listrik l sudah memenuhi lilitan , maka terjadilah arus akan bergerak
berlawanan arah dengan proses pengisian sehingga pembangkitan medan magnet
dengan garis gaya magnet yang sama akan menjalankan fungsi dari lilitan
tersebut makin tinggi nilai L ( induktansi) yang dihasilkan maka makin lama
proses pengosongannya.
·
·
Rangkaian
Pengosongan Induktasi
·
·
Menghitung Impedansi Induktor
·
Setelah
diperoleh nilai XL maka Impedansi dapat di hitung :
·
·
Z
disebut impedansi Seri dengan satuan Ω (ohm)
·
·
Dari
gambar vektor diatas (maaf tidak ada gambar, silahkan cari sendiri), sudut
antara V dengan VR disebut sudut fase atau beda fase. Cosinus sudut tersebut
disebut dengan faktor daya dengan rumus:
·
Sehingga
yang dimaksud dengan factor daya adalah :
·
Cosinus
sudut yang lagging atau leading.
·
Perbandingan
R/Z = resistansi / impedansi
·
Perbandingan
daya sesungguhnya dengan daya semu.
·
·
Sifat Induktor terhadap arus AC dan
DC
·
·
Rangkaian
induktor terhadap AC
·
·
Bila
arus bolak–balik mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik
(ggl) induksi yang besarnya:
·
·
bila
e = Em sin ωt, maka:
·
·
e
= Em sin ωt
·
i
= Im sin (ωt – 90), maka:
·
·
Besarnya
XL = 2.Л.f. L dengan ketentuan :
·
XL
adalah reaktansi induktif (Ω)
·
Л
adalah 3, 14
·
f
adalah frekuensi (Hz)
·
L
adalah induktansi (H)
·
·
Induktor seri dan paralel.
·
Induktor yang dirangkai seri
·
Selain kapasitor dan resistor, induktor juga
dapat dirangkai secara seri. Induktor yang dipasang seri maka induktansinya
dapat dihitung sebagai berikut :
·
Sama seperti resistor bila induktor dirangkai
secara seri, maka tidak terjadi pembagian arus listrik, karena tidak terdapat
percabangan. Sehingga dapat ditulis :
·
iL1 = iL2 = iL3
·
Tetapi terjadi pembagian tegangan dan total
tegangan pada induktor dapat ditulis :
·
VT = VL1 + VL2
+ VL3
·
Untuk induktor tegangan dapat dinyatakan :
·
Mutual induksi yang dihasilkan oleh induktor
yang dirangkaian seri dapat dibagi menjadi 2 yaitu kumulatif kopel dan
diferensial kopel. Kumulatif kopel dapat dilihat seperti pada gambar berikut
ini.
·
Gambar 11 kumulatif kopel pada induktor seri
·
Besar mutual induksi pada kumulatif kopel dapat
dihitung :
·
Diferensial kopel dapat dilihat seperti pada
gambar berikut ini.
·
Besar mutual induksi dapat dihitung :
·
Secara garis besar induktor yang dirangkai
secara seri bila diketahui mutual induksinya dapat dihitung dengan persamaan
·
LT = L1 + L2 +
L3 ± 2M
·
Induktor yang dirangkai paralel
·
Rangkain induktor paralel dapat dilihat seperti
pada gambar berikut ini.
·
Induktor yang dirangkai secara paralel, maka
tegangan tiap induktor akan sama tetapi terjadi pembagian arus listrik.
Sehingga dapat ditulis :
·
VAB = VL1 = VL2
= VL3
·
dan
·
iT = iL1 + iL2
+ iL3
·
Tegangan induktor adalah :
·
Rangkaian 2 induktor dengan arah lilitan yang
sama yang besar induktansi totalnya dapat dihitung :
·
Jika
kedua induktor yang diparalelkan berbeda arah lilitan, maka persamaan induktor
total dapat dihitung :

·
Rangkaian Induktor dan Resistor Seri (RL
Circuit)
·
Sebuah rangkaian seri induktor dengan resistor
dapat dilihat seperti pada gambar 15. Bila rangkaian ini dihubungkan dengan
sumber arus DC yang dilengkapi dengan saklar, ketika saklar ditutup, maka arus
akan mengalir melewati resistor dan ke induktor. Arus yang melewati resistor
akan mengikuti persamaan hukum Ohm, sedangkan arus yang melewati induktor akan
mengikuti hubungan tegangan dan arus listrik pada induktor.
·
Tegangan pada resistor dapat dihitung :
·
VR = i.R
·
Tegangan pada induktor dapat dihitung :
·
Penyelesaian persamaan diatas akan menjadi :
·
Jadi di dapat
·
Bandingkan dengan kapasitor !
·
Kurva i terhadap t dapat digambar seperti pada
gambar 16 berikut ini.
·
Daya dalam rangkaian seri induktor dengan
resistor merupakan penjumlahan daya resistor dengan daya induktor atau secara
matematik dapat ditulis :
·
Di
mana i2R adalah daya yang diserap oleh resistor daya ini diubah oleh
resistor menjadi panas. Sedangkan L.i.(di/dt) adalah daya yang diserap oleh
induktor dan disimpan dalam bentuk energi medan magnetik.

Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar